Sepasang murid SMU yang sedang pacaran bercakap-cakap santai. "Hidup ini penuh dengan pilihan-pilihan, setuju nggak kamu?" tanya si perempuan.
"Setuju."
"Kalau begitu kamu boleh meniduriku sekarang, kalau mau!"
"Hmm ...." belum selesai si pria merespon, si perempuan melanjutkan, "Kamu juga bebas tidak meniduriku, kalau memang perasaanmu tidak enak."
"Hmm ... ya tentu aku ..."
"Kalau kamu memilih meniduriku sekarang, berarti kamu memang pria hidung belang. Kita sudahi saja hubungan kita!" si perempuan menyela si pria. "Kalau kamu memilih tidak meniduriku, aku meragukan kelaki-lakianmu, dan aku mempertimbangkan mencari pria lain!"
Si pria bingung, "Lho, jadi pilihanku yang mana?"
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dihadapkan pada persoalan pelik sehingga kita sulit untuk memutuskan suatu pilihan. Kata-kata yang sering terlontar untuk situasi ini adalah, "Apa boleh buat, tidak ada pilihan!" atau "Saya nggak punya pilihan lain."
Sesungguhnya, hidup ini penuh dengan pilihan-pilihan, seperti kata perempuan dalam ilustrasi di atas. Hanya, karena kita terikat oleh situasi dan kondisi tertentu, atau kita takut menanggung akibat dari keputusan yang kita ambil, seolah-olah kita menjadi tidak mempunyai pilihan. Bukankah ketika kita memutuskan tidak memilih pun, kita juga sudah mengambil sebuah pilihan?
Dalam situasi dilematis, selalu cobalah keluar dari frame situasi dan kondisi yang membelenggu kita, pasti kita akan melihat banyak pilihan. I had never knew I had a Choice, judul buku karya Gerald Corey ini mengingatkan bahwa bukannya kita tidak mempunyai pilihan, tetapi yang terjadi adalah kita tidak tahu bahwa sebenarnya selalu ada banyak pilihan. Kita dibutakan oleh ketakutan kita serta persoalan yang kita hadapi. Apakah Anda selalu merasa tidak mempunyai pillihan?
Selamat pagi dan selamat bekerja n