Google Groups Untuk berlangganan 'lightbreakfast', silahkan masukkan alamat email Anda dan klik tombol 'Berlangganan' sekarang!
Email:
Browse Archives at groups.google.com

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pilihan

"I never Knew I had a Choice" - Judul buku karya Gerald Corey, 1978.

Sepasang murid SMU yang sedang pacaran bercakap-cakap santai. "Hidup ini penuh dengan pilihan-pilihan, setuju nggak kamu?" tanya si perempuan.
"Setuju."
"Kalau begitu kamu boleh meniduriku sekarang, kalau mau!"
"Hmm ...." belum selesai si pria merespon, si perempuan melanjutkan, "Kamu juga bebas tidak meniduriku, kalau memang perasaanmu tidak enak."
"Hmm ... ya tentu aku ..."
"Kalau kamu memilih meniduriku sekarang, berarti kamu memang pria hidung belang. Kita sudahi saja hubungan kita!" si perempuan menyela si pria. "Kalau kamu memilih tidak meniduriku, aku meragukan kelaki-lakianmu, dan aku mempertimbangkan mencari pria lain!"
Si pria bingung, "Lho, jadi pilihanku yang mana?"

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dihadapkan pada persoalan pelik sehingga kita sulit untuk memutuskan suatu pilihan. Kata-kata yang sering terlontar untuk situasi ini adalah, "Apa boleh buat, tidak ada pilihan!" atau "Saya nggak punya pilihan lain."

Sesungguhnya, hidup ini penuh dengan pilihan-pilihan, seperti kata perempuan dalam ilustrasi di atas. Hanya, karena kita terikat oleh situasi dan kondisi tertentu, atau kita takut menanggung akibat dari keputusan yang kita ambil, seolah-olah kita menjadi tidak mempunyai pilihan. Bukankah ketika kita memutuskan tidak memilih pun, kita juga sudah mengambil sebuah pilihan?

Dalam situasi dilematis, selalu cobalah keluar dari frame situasi dan kondisi yang membelenggu kita, pasti kita akan melihat banyak pilihan. I had never knew I had a Choice, judul buku karya Gerald Corey ini mengingatkan bahwa bukannya kita tidak mempunyai pilihan, tetapi yang terjadi adalah kita tidak tahu bahwa sebenarnya selalu ada banyak pilihan. Kita dibutakan oleh ketakutan kita serta persoalan yang kita hadapi. Apakah Anda selalu merasa tidak mempunyai pillihan?

Selamat pagi dan selamat bekerja n

Pilihan

"I never Knew I had a Choice" - Judul buku karya Gerald Corey, 1978.

Sepasang murid SMU yang sedang pacaran bercakap-cakap santai. "Hidup ini penuh dengan pilihan-pilihan, setuju nggak kamu?" tanya si perempuan.
"Setuju."
"Kalau begitu kamu boleh meniduriku sekarang, kalau mau!"
"Hmm ...." belum selesai si pria merespon, si perempuan melanjutkan, "Kamu juga bebas tidak meniduriku, kalau memang perasaanmu tidak enak."
"Hmm ... ya tentu aku ..."
"Kalau kamu memilih meniduriku sekarang, berarti kamu memang pria hidung belang. Kita sudahi saja hubungan kita!" si perempuan menyela si pria. "Kalau kamu memilih tidak meniduriku, aku meragukan kelaki-lakianmu, dan aku mempertimbangkan mencari pria lain!"
Si pria bingung, "Lho, jadi pilihanku yang mana?"

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dihadapkan pada persoalan pelik sehingga kita sulit untuk memutuskan suatu pilihan. Kata-kata yang sering terlontar untuk situasi ini adalah, "Apa boleh buat, tidak ada pilihan!" atau "Saya nggak punya pilihan lain."

Sesungguhnya, hidup ini penuh dengan pilihan-pilihan, seperti kata perempuan dalam ilustrasi di atas. Hanya, karena kita terikat oleh situasi dan kondisi tertentu, atau kita takut menanggung akibat dari keputusan yang kita ambil, seolah-olah kita menjadi tidak mempunyai pilihan. Bukankah ketika kita memutuskan tidak memilih pun, kita juga sudah mengambil sebuah pilihan?

Dalam situasi dilematis, selalu cobalah keluar dari frame situasi dan kondisi yang membelenggu kita, pasti kita akan melihat banyak pilihan. I had never knew I had a Choice, judul buku karya Gerald Corey ini mengingatkan bahwa bukannya kita tidak mempunyai pilihan, tetapi yang terjadi adalah kita tidak tahu bahwa sebenarnya selalu ada banyak pilihan. Kita dibutakan oleh ketakutan kita serta persoalan yang kita hadapi. Apakah Anda selalu merasa tidak mempunyai pillihan?

Selamat pagi dan selamat bekerja n

Tulisan terbaru lightbreakfast juga bisa Anda dapatkan melalui layanan email langsung dengan cara subscribe melalui panel Google Group yang tersedia di bagian bawah halaman ini.
© 2006, 2007 Setya Rahadi. Lightbreakfast, adalah catatan perenungan pribadi dengan pesan-pesan singkat, universal dan konstruktif untuk teman minum kopi di pagi hari. Layaknya fast-food, silahkan menyantapnya di tempat atau mengunduh - take away isi blog ini sesuka Anda. Cantumkan sumber apabila Anda mengutip dan mengirimkan ke pihak lain. Kisah-kisah yang dituliskan dalam lighbreakfast diilhami oleh penggalan kisah nyata sehari-hari, dengan penyesuaian seperlunya. Kadang nama tempat atau nama orang ditulis apa adanya, tetapi dalam banyak hal, untuk kepentingan privacy, nama tempat atau nama orang tidak disebutkan secara gamblang. Nama samaran banyak dipakai demi enaknya cerita. Mohon maaf untuk kesamaan tokoh, tempat dan cerita yang mungkin terjadi.