Kapan Anda terakhir mengucapkan kata "cukup"? Kemarin, seminggu lalu, sebulan, atau sometimes di tahun yang sudah kita lewati?
Jujur, kita lebih gampang untuk mengatakan cukup, manakala sesuatu terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita atau kita tidak confortable untuk menjalaninya. Lihatlah di sinetron-sinetron, adegan kekerasan dan penyiksaaan biasanya dilengkapi dengan teriakan "Cukuup! cukup!" dari si korban. Atau Anda tidak suka dengan polah anak yang keterlaluan, Anda akan menghardik dengan kata-kata, "Cukup Aldo!" dan seterusnya.
Jarang kita mengatakan cukup, kalau sesuatu yang enak sedang berlangsung. Paling-paling Anda akan bilang, "Cukup," bila ditawarkan tambahan minuman atau makanan dan Anda merasa sudah kenyang. Kata cukup yang Anda katakan pun sebagai bentuk reaksi dan antisipasi akan ketidaknyamanan yang mungkin terjadi, yaitu kekenyangan.
Kutipan hari ini mengingatkan bahwa manusia tidak pernah merasa cukup dengan uang. Kecepatan keinginan dan kebutuhan melampaui kecepatan kemampuan dan pendapatan kita, sehingga kita tid ak pernah merasa cukup. Padahal rasa tidak cukup akan membawa kita kepada orientasi prioritas dan passion kita terhadap sesuatu yang dapat menaikkan daya beli yaitu uang. Padahal lagi, "cinta uang" merupakan akar segala kejahatan.
Kapan Anda merasa cukup? Selamat bekerja n