Google Groups Untuk berlangganan 'lightbreakfast', silahkan masukkan alamat email Anda dan klik tombol 'Berlangganan' sekarang!
Email:
Browse Archives at groups.google.com

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tulus

"Salah satu anugerah ter besar yang dimiliki manusia adalah logika. Tetapi justru sikap terbesar manusia yaitu ketulusan tidak memerlukan logika sama sekali."

Harian Kompas, beberapa hari setelah gelombang Tsunami menghantam Asia, memasang gambar yang menyentuh. Seorang anak usia sekolah datang ke Sekretrariat Dana Kemanusiaan Kompas, menyerahkan dua kantung plastik uang logam untuk disumbangkan bagi korban Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara. Konon uang receh itu adalah uang hasil tabungan si gadis kecil yang ia sisihkan sedikit demi sedikit selama ini. Begitu melihat tayangan televisi mengenai para korban Tsunami yang sangat 'mengerikan' itu ia tergerak untuk menyumbangkan seluruh tabungannya.

Dalam waktu yang berdekatan, sebuah stasiun radio di Jakarta, Female, juga menuturkan cerita mengharukan: seorang guru Sekolah Dasar datang ke sebuah toko kain di Pasar Tanah Abang. Ia bermaksud membeli kain kafan untuk para korban Tsunami di Aceh. Ia dan murid-muridnya tidak tega melihat mayat korban Tsunami bergelimpangan dan dikubur tanpa penanganan yang layak, normalnya jasad seorang manusia. Uang 'saweran' yang terkumpul ia belikan kain kafan, tetapi apa daya ternyata hanya mendapatkan beberapa puluh meter saja. Wajah kecewa sang Guru mengundang pertanyaan si pedagang.
"Mau buat apa, Pak?"
"Ini ... murid-murid saya mengumpulkan uang, kepingin mengirimkan kain kafan ke Aceh?" kata Guru itu lirih.
Sang pedagang terdiam sejenak. Ia memang sudah melihat di layar televisi mengenai para korban yang meninggal di Aceh dan tidak dimakamkan secara layak. Sejenak kemudian ia mengangkat telepon dan berbicara dalam bahasa Mandarin.

Selama kain kafan disiapkan, sang Pedagang itu terlihat menelepon beberapa kali ke beberapa orang .

Beberapa saat kemudian, beberapa orang tiba-tiba datang membawa kain kafan ke Kios itu. "Pak ini, teman-teman pedagang di sini titip bantuan kain kafan juga untuk disumbangkan ke Aceh ..." katanya kepada sang Guru yang kemudian tampak terharu sekali menerima bantuan spontan yang melimpah itu. Alhasil, pulang dari Pasar Tanah Abang, ia harus diantar dengan mobil bak terbuka untuk membawa kain-kain kafan sumbangan itu.

Apa yang dilakukan gadis kecil di Kompas dan pedagang kai n Tanah Abang itu, benar-benar spontanitas yang tulus. Alangkah indahnya apabila ketulusan seperti ini senantiasa ada dalam hidup keseharian kita. Tidak perlu menunggu datangnya bencana besar untuk berbuat kebaikan dan sesuatu yang tulus. Bukankah roh yang sudah ditiupkan ketika manusia diciptakan adalah merupakan roh kemuliaan, yang membedakan manusia dengan makhluk mana pun di muka bumi?

Satu-satunya keunggulan manusia diantara makhluk ciptaan lain adalah manusia bisa memilih untuk melakukan sesuatu yang baik atau sebaliknya.

Selamat pagi, selamat bekerja n

Tulisan terbaru lightbreakfast juga bisa Anda dapatkan melalui layanan email langsung dengan cara subscribe melalui panel Google Group yang tersedia di bagian bawah halaman ini.
© 2006, 2007 Setya Rahadi. Lightbreakfast, adalah catatan perenungan pribadi dengan pesan-pesan singkat, universal dan konstruktif untuk teman minum kopi di pagi hari. Layaknya fast-food, silahkan menyantapnya di tempat atau mengunduh - take away isi blog ini sesuka Anda. Cantumkan sumber apabila Anda mengutip dan mengirimkan ke pihak lain. Kisah-kisah yang dituliskan dalam lighbreakfast diilhami oleh penggalan kisah nyata sehari-hari, dengan penyesuaian seperlunya. Kadang nama tempat atau nama orang ditulis apa adanya, tetapi dalam banyak hal, untuk kepentingan privacy, nama tempat atau nama orang tidak disebutkan secara gamblang. Nama samaran banyak dipakai demi enaknya cerita. Mohon maaf untuk kesamaan tokoh, tempat dan cerita yang mungkin terjadi.