Google Groups Untuk berlangganan 'lightbreakfast', silahkan masukkan alamat email Anda dan klik tombol 'Berlangganan' sekarang!
Email:
Browse Archives at groups.google.com

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Orangtua

"Menjadi orang tua adalah bagian dari siklus normal kehidupan manusia. Tetapi menjadi orangtua tidak semua orang bisa mengalami dan menjalaninya dengan baik."

Harian The Straits Times, 7 Maret 2003, memuat berita menarik. Pihak berwenang Singapura saat ini sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan keluar malam --di atas jam 11 malam-- bagi para remaja di negara Merlion itu. Alasannya? Angka kenakalan remaja makin meningkat dan ada kecenderungan mereka bergabung dan membentuk kelompok-kelompok gangster dengan segala atribut dan kegiatan miring mereka. Secara politis ini membahayakan negeri itu, karena kalau sumber daya manusia rusak, masa depan Singapura sebagai negara yang sangat terbatas sumber daya manusianya itu akan terancam. Pemikiran yang sangat jauh ke depan.

Singapura memang menaruh perhatian khusus terhadap jumlah populasi penduduknya. Bahkan insentif khusus berupa keringanan pajak dan perpanjangan cuti bersalin bagi warga negara yang melahirkan anak ketiga dan seterusnya diberlakukan. Mereka sadar bahwa sumber daya alam tidak mereka miliki secara berlimpah, seperti Indonesia. Yang mereka harapkan adalah kekuatan ekonomi yang berasal dari brain power sumber daya manusianya.

Pembatasan jam malam barangkali adalah sebagian kecil dari skenario besar untuk mempertahankan dan membangun keunggulan sumber daya manusia Singapura. Pembatasan ini juga dilakukan di Amerika Serikat. Menurut survey yang dilakukan oleh International Council of Shopping Centres yang dikutip oleh majalah Women's Wear Daily sekitar dua bulan lalu, menyatakan bahwa 28 dari 125 shopping centers atau 20%-nya telah melakukan pembatasan terhadap para remaja untuk berkunjung sejak 3-4 tahun lalu. Mall terbe sar di Amerika Serikat, Mall of America, di Bloomington, Minnesota, misalnya melarang remaja di bawah usia 16 tahun masuk ke area mall setelah jam 4 sore tanpa disertai oleh orang dewasa (21 tahun ke atas).

Bagaimana di Indonesia? Saya rasa kita tahu apa yang terjadi. Soerang ahli pernah mengatakan bahwa kerusakan generasi di Indonesia semakin parah. Bukan hanya sekedar akibat gizi yang buruk, bukan hanya pergeseran nilai dan budaya, tetapi pola asuh dari lingkungan terkecil dalam keluarga lah yang sebenarnya menjadi biang keladi. Klise kelihatanya. Orangtua yang terlalus sibuk, anak yang diasuh pembantu, dan ragam kesalahan pola asuh, sudah terlalu sering kita dengar, tetapi tetap saja hal itu menadi bagian dari permasalahan yang tak bernah menemui ujung pangkalnya. Akibat ini semua hanya akan dirasakan 15 tahun mendatang. Pada saat itu, kata ahli itu, kita sudah akan mengalami masa-masa generasi yang hilang, the lost generation.

Satu hal yang menarik saya catat dari pro dan kontra pembatasan jam malam bagi remaja di Singapura itu adalah ucapan salah seorang pengamat sosial Singapura yang mengatakan, apa pun aturan, hukum, larangan yang hendak diterapkan, "Primary responsibility still in parents. Come home early is parental duty." Ya, parental duty! Bukan pembantu duty, guru duty, Ketua RT duty ... adalah kewajiban kita sebagai orangtua, bagaimana mengarahkan putera-puteri kita agar mengerti tanggungjawabnya.

Memang tidak semua orang siap menjadi orangtua, tetapi kita sebenarnya bisa menjadi orangtua yang baik, asal ada kemauan. Bukankah menjadi orangtua adalah panggilan tanggungjawab kemanusiaan kita, bukan sekedar atribut status sosial?

Selamat pagi, selamat bekerja n

Tulisan terbaru lightbreakfast juga bisa Anda dapatkan melalui layanan email langsung dengan cara subscribe melalui panel Google Group yang tersedia di bagian bawah halaman ini.
© 2006, 2007 Setya Rahadi. Lightbreakfast, adalah catatan perenungan pribadi dengan pesan-pesan singkat, universal dan konstruktif untuk teman minum kopi di pagi hari. Layaknya fast-food, silahkan menyantapnya di tempat atau mengunduh - take away isi blog ini sesuka Anda. Cantumkan sumber apabila Anda mengutip dan mengirimkan ke pihak lain. Kisah-kisah yang dituliskan dalam lighbreakfast diilhami oleh penggalan kisah nyata sehari-hari, dengan penyesuaian seperlunya. Kadang nama tempat atau nama orang ditulis apa adanya, tetapi dalam banyak hal, untuk kepentingan privacy, nama tempat atau nama orang tidak disebutkan secara gamblang. Nama samaran banyak dipakai demi enaknya cerita. Mohon maaf untuk kesamaan tokoh, tempat dan cerita yang mungkin terjadi.