Google Groups Untuk berlangganan 'lightbreakfast', silahkan masukkan alamat email Anda dan klik tombol 'Berlangganan' sekarang!
Email:
Browse Archives at groups.google.com

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Perangai

"Sama halnya character dalam sistem alpabet yang baru mempunyai arti jika dikombinasikan menjadi kata-kata dan kalimat, untuk menjadi pribadi yang efektif pun Anda harus mengelola character Anda."

Arief namanya. Tetapi tingkahnya tak searif namanya. Ia adalah (pewaris) pengusaha kaya raya yang masih menganggap uang dapat membeli segala-galanya. Ia masih muda tetapi terkenal mempunyai perangai yang sangat buruk. Bahkan ketika ia sudah menikah dan punya 2 anak. Entah berapa pembantu, sopir dan pegawai yang ia pecat. Bahkan isteri dan anak-anaknya pun lebih berbahagia kalau ia tidak berada di rumah.

Maka, jangan coba-coba membuat masalah dengannya. Sekecil apa pun itu. Salah bicara, tidak menepati janji, apalagi mengotori atau merusakkan barangnya. Bisa-bisa Anda digetok dengan gagang pistol (harap maklum, sebagai pengusaha ia mendapatkan ijin khusus kepemilikan senjata bela diri). Pegawai bank, restoran, bengkel dan tukang yang sering berhubungan dengannya sudah hapal betul dengan perangai bapak satu ini. Maka mereka sangat hati-hati dalam melayaninya. Meski setelah itu mereka akan cekikikan menirukan tingkahnya.

Suatu ketika ia marah-marah sejak pagi. Tidak jelas apa yang menjadi penyebabnya, tetapi kemarahan itu terus berlanjut saat ia sudah naik mobil menuju ke kantornya. Pak Ahmad, 60, sopir yang baru 2 bulan bekerja menggantikan sopir sebelunya pun tak luput kena damprat. Hanya karena jalan terlalu lambat (padahal sih biasa-biasa saja) kata-kata kebun binatang meluncur tak bisa dibendung. Mobil mewah seri 7 itu jadi tak senikmat kemewahan features-nya. Bahkan instrumental gitar Francis Goya yang berdenting lembut lewat sound-system standar kendaraan mewah itu terasa panas. Bak neraka berjalan. Tetapi Pak Ahmad, sang sopir, tetap berusaha tenang. "Pantas, sopir-sopir sebelumnya banyak yang tidak kerasan." ucapnya dalam hati. Ia sadar, ia hanya menjadi pelampiasan karena ia tidak merasa melakukan kesalahan apa pun.
"Cepat! @$#%$@!! Terus jangan berhenti! Ambil kanan!!" teriak Arief, selalu memerintahkan Pak Ahmad mendahului kendaraan lain dan bahkan menerobos lampu merah.
"Hey saya bilang terus, #$%^$#%$#!! Kenapa berhenti??? Masih kuning itu! Terus!! Dasar %^$#%^$#^%!!!" Hebatnya, meski hardikan, makian dan kata-kata kotor terus meluncur, Pak Ahmad tidak terpancing emosinya. Ia tetap melambatkan kendaraan dan berhenti di setiap lampu merah. Ia tak peduli dengan perintah-perintah tak lazim majikannya itu, karena ia tahu itu melanggar aturan lalu-lintas dan membahayakan orang lain serta mereka sendiri.

Tentu, tindakannya itu membuat Arief semakin naik pintam, "$@#$@%$!! Sesampai di kantor kamu pulang dan jangan bekerja lagi besok!" Tentu perkataan tuannya ini tak diduga sama sekali oleh Pak Ahmad. Bak petir di pagi bolong, Pak Ahmad serta merta meminggirkan kendaraan di tengah keramaian lalu lintas Jakarta.
"Baik," katanya sopan setelah menghentikan kendaraan. Sambil menengok kebelakang ia berkata, "Bapak ini sudah tua Nak Arief, yang Bapak punyai hanya niat untuk bekerja sebaik mungkin. Kalau Nak Arief tidak cocok dengan Bapak, tidak usah sampai kantor. Silahkan Nak Arief mengambil alih kemudi sekarang. Bapak mau pulang."

Arief terperanjat setengah mati mendapatkan reaksi seperti itu dari sopir barunya. Seumur-umur baru kali ini ia punya sopir yang "berani" dan bahkan memanggilnya "Nak Arief". Belum hilang rasa kagetnya, Pak Ahmad kembali menimpali, "Jangan diteruskan kebiasaan Nak Arief seperti ini, Bapak cuma takut kalau nanti sedang membawa Ibu dan anak-anak, Bapak terbiasa menerobos lampu merah ... bisa membahayakan jiwa mereka. Silahkan, Bapak mau pulang sekarang." katanya sambil menyerahkan kunci mobil ke Arief.

Entah karena gengsi, Arief tidak menanggapi omongan Pak Ahmad. Ia merenggut kunci mobil dari tangan Pak Ahmad, bergegas pindah ke depan dan segera tancap gas meninggalkan Pak Ahmad yang masih berdiri di pinggir jalan dengan tatapan mata prihatin.

Hanya sampai di sini cerita yang saya dapat, tetapi yang sungguh-sungguh saya catat adalah bahwa kita semua mengenal Arief-Arief lain di sekeliling kita. Ia mewakili orang-orang di planet ini yang menyerahkan dirinya untuk dikemudikan oleh peranginya sendiri. Ia terlalu self-centric, sangat fokus terhadap dirinya sendiri, tidak cakap untuk memainkan kecenderungan karakter dasarnya terhadap lingkungan yang dihadapi. Orang macam ini bagaikan orang yang senantiasa salah kostum di setiap kesempatan yang ia hadiri. Padahal untuk menjadi pribadi yang efektif, kita harus pintar-pintar mengelola kecenderungan dasar, character kita. Bukankah begitu?

Selamat pagi dan selamat bekerja n

Tulisan terbaru lightbreakfast juga bisa Anda dapatkan melalui layanan email langsung dengan cara subscribe melalui panel Google Group yang tersedia di bagian bawah halaman ini.
© 2006, 2007 Setya Rahadi. Lightbreakfast, adalah catatan perenungan pribadi dengan pesan-pesan singkat, universal dan konstruktif untuk teman minum kopi di pagi hari. Layaknya fast-food, silahkan menyantapnya di tempat atau mengunduh - take away isi blog ini sesuka Anda. Cantumkan sumber apabila Anda mengutip dan mengirimkan ke pihak lain. Kisah-kisah yang dituliskan dalam lighbreakfast diilhami oleh penggalan kisah nyata sehari-hari, dengan penyesuaian seperlunya. Kadang nama tempat atau nama orang ditulis apa adanya, tetapi dalam banyak hal, untuk kepentingan privacy, nama tempat atau nama orang tidak disebutkan secara gamblang. Nama samaran banyak dipakai demi enaknya cerita. Mohon maaf untuk kesamaan tokoh, tempat dan cerita yang mungkin terjadi.