Google Groups Untuk berlangganan 'lightbreakfast', silahkan masukkan alamat email Anda dan klik tombol 'Berlangganan' sekarang!
Email:
Browse Archives at groups.google.com

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Integritas

"Uang bisa menjadi sedemikian liar. Ia hanya bisa dijinakkan dengan ramuan ajaib yang bernama integritas."

Seorang pria berdiri di antrian loket imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta. Dilihat dari penampilannya, pastilah ia seorang pengusaha atau professional dengan jabatan tinggi. Mengenakan jas wool gelap tanpa dasi, menenteng tas kulit merk terkenal di tangan kirinya, sementara passport serta dokumen perjalanan lain di tangan kanan. Ia kelihatan gelisah karena saat itu antrian luar biasa penuh. Dua-tiga group rombongan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) sedang antri pada saat yang bersamaan. Pria itu gelisah bukan semata-mata karena antrian panjang, tetapi karena ia berdiri di tempat yang menurutnya barangkali di tempat dan waktu yang salah: bersama-sama dengan kerumunan para TKI! Ia merasa menjadi "orang aneh" di antara hingar bingar para TKI. Kikuk dan serba salah. Penampilannya memang kontras di antara para TKI yang menggunakan jaket seragam pembagian perusahaan.

Dari arah belakang seorang petugas imigrasi melewati baris antriannya. Seolah tidak ingin kehilangan kesempatan, pria itu meraih tangan petugas imigrasi serta membisikkan sesuatu. Entah apa yang dibisikkannya, tetapi yang jelas terdengar kata-kata petugas imigrasi itu kemudian, "Tidak bisa Pak! Bapak silahkan tetap antri di sini!". Rupanya ia mencoba "bekerjasama" (dengan mencoba memberikan uang) kepada petugas imigrasi itu agar mendapatkan prioritas antrian.

Mendapatkan reaksi tak terdu ga seperti itu, air muka pria berubah, kelihatan merah padam menahan kecewa dan barangkali malu. Ego-nya tersinggung. Bagi seorang boss yang biasa memerintah orang, ditolak oleh "orang biasa" di depan umum seperti itu akan sangat memalukan.

Saya lalu teringat akan sebuah kata-kata bijak, bahwa menjadi orang kaya / berkedudukan itu ternyata memang lebih sulit dibandingkan orang kebanyakan. Kasihan, bahkan hanya untuk antri bersama-sama dengan para TKI pun menjadi beban yang sangat berat. Apalagi diabaikan begitu saja oleh orang imigrasi di antara sorotan mata banyak orang! Harga dirinya pastilah terinjak-injak.

Pria itu sadar, uang yang dimilikinya tidak selamanya bisa memberikannya previledge atau keistimewaan. Ada wilayah-wilayah te rtentu dimana uang sama sekali menjadi tidak ada harganya. Yaitu ketika uang bertemu dengan sebuah "makhluk halus" yang bernama integritas. Hari itu ia membuktikannya.

Selamat pagi, selamat bekerja n

Tulisan terbaru lightbreakfast juga bisa Anda dapatkan melalui layanan email langsung dengan cara subscribe melalui panel Google Group yang tersedia di bagian bawah halaman ini.
© 2006, 2007 Setya Rahadi. Lightbreakfast, adalah catatan perenungan pribadi dengan pesan-pesan singkat, universal dan konstruktif untuk teman minum kopi di pagi hari. Layaknya fast-food, silahkan menyantapnya di tempat atau mengunduh - take away isi blog ini sesuka Anda. Cantumkan sumber apabila Anda mengutip dan mengirimkan ke pihak lain. Kisah-kisah yang dituliskan dalam lighbreakfast diilhami oleh penggalan kisah nyata sehari-hari, dengan penyesuaian seperlunya. Kadang nama tempat atau nama orang ditulis apa adanya, tetapi dalam banyak hal, untuk kepentingan privacy, nama tempat atau nama orang tidak disebutkan secara gamblang. Nama samaran banyak dipakai demi enaknya cerita. Mohon maaf untuk kesamaan tokoh, tempat dan cerita yang mungkin terjadi.