Suatu ketika, dalam sebuah acara kantor, kami mengundang Aa Gym. Sambil menunggu giliran beliau berbicara, kami bersantap malam bersama. Sudah bisa diduga, komunikasi jadi tidak imbang. Kami banyak "menginterogasi" beliau, dan beliau menjawab satu per satu pertanyaan kami dengan sabar dan penuh semangat. Pertanyaan kami beragam, mulai dari soal bagaimana mengelola jadwalnya yang padat sampai dengan bagaimana memelihara stamina tubuh.
Salah satu pertanyaan yang kami ajukan adalah, bagaimana Aa menggali ide bahan ceramah, menghayatinya, serta menyampaikannya dengan logika yang sangat baik tetapi tetap dengan bahasa yang sederhana. Salah satu trik, menurutnya adalah dengan mengalaminya sendiri. "Kalau saya mau bicara soal perasaaan takut, misalnya, maka saya harus tahu bagaimana sih rasanya takut itu ..." katanya. "Pada saat ceramah, gagasan akan mengalir begitu saja." demikian kira-kira penjelasan Aa.
Semua orang, berapa pun usianya, pasti memiliki rasa takut. Bahkan orang yang mengaku pemberani pun pasti mempunyai perasaan takut ini. Tetapi celakanya memang ada semacam "nota kesepahaman" manusia di dunia ini bahwa manusia penakut akan dianggap rendah dibandingkan dengan mereka yang disebut pemberani. Bukankah para pemberani di acara TV Fear Factor, bisa mendapatkan (baca: dihargai) 1 juta dollar untuk aksi-aksi berani mereka? Tetapi, sekali lagi jangan pernah merasa aneh jika Anda mempunyai perasaan takut.
Perasaan takut adalah manusiawi, dan justru perasaan takut kita bisa menjadi sahabat yang paling baik. Ia akan memberikan alert, memberikan peringatan akan satu hal dan kemudian mengarahkan kepada tindakan-tindakan apa yang harus kita tempuh. Dan semua itu berlangsung sedemikian cepat sehingga kita bahkan tidak menyadari bahwa kita justru sedang "dibimbing" oleh perasaan takut kita. Seorang rekan wanita merasa takut untuk menyetir kendaraan melewati perempatan Cempaka Putih karena banyak kasus perampasan terjadi di sana. Perasaan takutnya ini secara tidak disadari selalu mengarahkan dirinya mencari jalur alternatif yang lebih aman. Seorang eksekutif sangat takut gagal. Dan itu membuatnya ia sangat "alert" dengan faktor-faktor penyebab kegagalan, sehingga dalam proses pengambilan keputusan, sejauh mungkin ia menghindarkan diri untuk kompromi dengan faktor-faktor yang bisa menyebabkan kegagalan. Sebaliknya ia mengarahkan dirinya kepada aspek lain yang lebih mengarah kepada keberhasilan.
Jadi jangan takut untuk merasa takut. Yang Anda perlu takutkan adalah apabila Anda mulai ketakutan, karena ketakutan berbeda dengan perasaan takut. Secara psikis, seseorang dalam keadaan ketakutan dikategorikan tidak sehat, sedangkan sekedar merasa takut adalah wajar. Aa Gym justru menciptakan rasa takut untuk merasakan dan menghayati rasa takut itu, tetapi tidak menjadi ketakutan. Jadi sesungguhnya rasa takut kita adalah sahabat terbaik yang kita miliki.
Selamat pagi dan selamat bekerja g