Google Groups Untuk berlangganan 'lightbreakfast', silahkan masukkan alamat email Anda dan klik tombol 'Berlangganan' sekarang!
Email:
Browse Archives at groups.google.com

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Perempuan

"Mengasihi lebih baik dari pada (sekedar) mengasihani."

Simak baik-baik permainan matematika kurang ajar yang saya temukan di jaringan maya ini. Bagi perempuan barangkali sangat provokatif dan menyakitkan! Simaklah: "Untuk menggaet Perempuan, kita membutuhkan Waktu dan Uang. Dalam persamaan matematika, kita bisa tulis: Perempuan = Waktu x Uang. Di sisi lain, kita mengenal pepatah "Waktu adalah Uang", sehigga bila diaplikasikan ke rumus di atas (kata Waktu diganti dengan kata Uang) maka persamaannya menjadi: Perempuan = Uang x Uang, alias Perempuan = (Uang) pangkat 2. Kita juga mengenal pepatah lama yang mengatakan bahwa "Akar masalah adalah cinta uang". Sehingga karena Uang = akar (Masalah), maka rumusnya menjadi Perempuan = akar dari ((Masalah) pangkat 2) dan disederhanakan (sesuai prinsip matematika akar dan pangkat 2 saling meniadakan) menjadi Perempuan = Masalah." Alamak!

Dalam realita berdasarkan berbagai situasi sosial budaya yang menyertainya, nasib perempuan di dunia ini memang tidak seberuntung dan sejelas kaum lelaki. Celakanya dalam banyak kasus laki-laki lah yang sengaja membuat ketidak beruntungan dan ketidakjelasan itu. Saya percaya yang bikin joke di atas juga oknum berkelamin laki-laki.

Tadi malam bersama isteri, saya nonton DVD yang diilhami oleh kisah nyata berjudul North Country. Film ini menggambarkan perjuangan hukum seorang single parent --ibu dari dua anak-- yang bekerja sebagai buruh, melawan perusahaan pertambangan besar tempat ia bekerja. Sebagai buruh di perusahaan yang didominasi kaum laki-laki, perlakuan tidak senonoh, pelecehan seksual, pe rlakuan diskriminatif oleh buruh laki-laki atau bahkan atasan menjadi makanan sehari-hari. Kepedihannya memuncak ketika ia mengadukan pelecehan yang diterimanya ke manajemen, bukan tanggapan positif yang ia terima, tetapi justru berakhir dengan pemecatan. Melalui upaya class action, ia menuntut perusahaan itu dan pada akhirnya ia menang di pengadilan. Kisah ini menjadi cikal bakal perjuangan melawan sexual-harrasment yang selama ini semakin giat dikampanyekan.

Namun demikian, perjuangan kaum perempuan untuk mendapatkan hak-haknya terasa masih begitu berat. Ingat kasus TKW yang diperkosa, diperas, disiksa bukan hanya oleh majikan mereka di luar negeri, tetapi justru oleh laki-laki bangsa sendiri! Di airport lagi. Juga kasus Perda No. 8/2005 Pemda Tangerang tentang Pelacuran yang dalam pelaksanaannya menimbulkan persoalan. Betapa tidak, siapa pun yang (malangnya) dicurigai dan berjenis kelamin perempuan, bisa kena garuk dan ditahan atas nama moralitas! Jangan lupa pula RUU anti pornografi dan pornoaksi yang (lagi-lagi) menyoal aurat kaum perempuan. Bahkan di Jepang, rancangan undang-undang yang mengijinkan kaisar perempuan pun di protes keras!

Lalu, haruskah kita mengasihani kaum perempuan? (Sebaiknya) tidak! --dengan segala harapan positif. Karena yang kita perlukan adalah mengasihi mereka. Bagaimana pun mereka adalah ibu dari semua jenis kelamin umat manusia di bumi ini. Mendudukkan mereka pada posisi yang seharusnya, sebagai pelaku kehidupan --bukan sebagai obyek-- adalah salah satu bentuk "mengasihi" yang saya maksud. Karena "mengasihani" berarti semata-mata mendudukan mereka sebagai obyek yang berada "di bawah" laki-laki. Mengasihinya berarti melihat setara dan menghargainya sepenuh hidup manusia.

Selamat pagi dan selamat bekerja g

Tulisan terbaru lightbreakfast juga bisa Anda dapatkan melalui layanan email langsung dengan cara subscribe melalui panel Google Group yang tersedia di bagian bawah halaman ini.
© 2006, 2007 Setya Rahadi. Lightbreakfast, adalah catatan perenungan pribadi dengan pesan-pesan singkat, universal dan konstruktif untuk teman minum kopi di pagi hari. Layaknya fast-food, silahkan menyantapnya di tempat atau mengunduh - take away isi blog ini sesuka Anda. Cantumkan sumber apabila Anda mengutip dan mengirimkan ke pihak lain. Kisah-kisah yang dituliskan dalam lighbreakfast diilhami oleh penggalan kisah nyata sehari-hari, dengan penyesuaian seperlunya. Kadang nama tempat atau nama orang ditulis apa adanya, tetapi dalam banyak hal, untuk kepentingan privacy, nama tempat atau nama orang tidak disebutkan secara gamblang. Nama samaran banyak dipakai demi enaknya cerita. Mohon maaf untuk kesamaan tokoh, tempat dan cerita yang mungkin terjadi.