Google Groups Untuk berlangganan 'lightbreakfast', silahkan masukkan alamat email Anda dan klik tombol 'Berlangganan' sekarang!
Email:
Browse Archives at groups.google.com

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Character

Character

"Character is doing the right thing when nobody is looking." - J. C. Watts -
Sebuah iklan besar-besaran berbunyi, "Kami peduli! Semangat kepedulian kami membawa keluarga besar ... (nama sebuah perusahaan) ... ke dalam suatu aksi nyata nyata. Hanya dalam waktu 6 bulan 1,200 siswa telah kami santuni, 200 gedung sekolah telah kami rehabilitasi dan .... bla bla bla."

Apa yang akan ditunjukkan oleh sebuah iklan semacam itu? Kepedulian kah? Atau sekedar sebuah 'iklan' yang sebenarnya bahkan tidak peduli?

Terlepas dari sumbangsih perusahaan dalam ikut serta membangun bangsa ini, publikasi yang gegap gempita untuk suatu kontribusi --yang sebenarnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan keuntungan yang sudah dikeruk-- rasanya kok tidak pas. Bukankah ada nasehat yang mengatakan, "Kalau pun tangan kananmu memberi, hendaklah tangan kirimu tidak melihatnya." Maksudnya perbuatan baik yang Anda lakukan cukup diketahui oleh Yang di Atas, dan tidak perlu diketahui semua orang.

Celakanya, mentalitas show-off seperti itu sudah menjadi hal yang biasa di kalangan professional. Lah, kalau nggak begitu (baca: 'mempublikasikan' atau menginformasikan perbuatan atau hal-hal positif) kita nggak akan pernah dapat kredit atau bahkan dilirik sebelah mata sekalipun oleh orang lain! Nanti dianggap tidak perform Begitu mungkin alasannya.

Tetapi ingat, karakter Anda justru bukan ditentukan seberapa terampil Anda berkata-kata tentang perbuatan baik yang Anda lakukan, atau seberapa besar effort publikasi yang ditempuh, tetapi justru ketika Anda melakukan sesuatu yang tepat ketika tidak ada seorang pun melihatnya. "Character is doing the right thing when nobody is looking." kata J.C. Watts.

Selamat pagi dan selamat bekerja l

Sopir

"Kita tidak pernah mempertanyakan kemana supir bus kota yang kita tumpangi akan membawa bus-nya. Tetapi kita sering mempertanyakan Tuhan, kemana Dia akan membawa hidup kita."

Seorang ayah mengajak puterinya, Asa , 6 tahun, mengendarai mobil menuju ke sebuah museum. Sudah lama Asa menginginkannya. Si Ayah kebetulan hari itu mengambil cuti dan sengaja mengantar anaknya ke tempat yang sudah lama diimpikan Asa itu tanpa didampingi Ibunya

Di perjalanan, tak hentinya Asa bertanya kepada si Ayah.
"Ayah tahu tempatnya?" tanya Asa yang duduk di samping kemudi Ayah.
"Tahu, jangan kuatir ..." jawab Ayah sembari tersenyum.
"Emang Ayah tahu jalan-jalannya?"
"Tahu, jangan juatir ..."
"Benar, tidak kesasar Ayah?"
"Benar, jangan kuatir ..." jawab Ayah tetap dengan sabar.
"Nanti kalau Asa haus, bagaimana?"
"Tenang, nanti Ayah beli air mineral ..."
"Terus kalau lapar?"
"Tenang, Ayah ajak mampir Asa ke restoran ..."
"Emang ayah tahu tempat restorannya?"
"Tahu, sayang ..."
"Emang ayah bawa cukup uang?"
"Cukup, sayang ..."
"Kalau Asa pengin ke kamar kecil?"
"Ayah antar sampai depan pintu toilet wanita ..."
"Emang di musium ada toiletnya?"
"Ada, jangan kuatir ..."
"Ayah bawa tissue juga?"
"Bawa, jangan kuatir ..." kata ayah sembari membelokkan mobilnya masuk jalan tikus, karena macet.
"Kok Ayah belok ke jalan jelek dan sempit begini?"
"Ayah cari jalan yang lebih cepat ... supaya Asa bisa menikmati museum lebih lama nanti ..."
Tidak berapa lama, Asa kemudian tidak bertanya-tanya lagi.
Giliran sang Ayah yang bingung, "Kenapa Asa diam, sayang?"
"Ya, Asa percaya Ayah deh! Ayah pasti tahu, akan antar dan bantu Asa nanti!"

Kita semua seperti Asa si anak kecil ini. Kita bertanya banyak hal mengenai apa yang kita hadapi dan terjadi dalam hidup kita. Terlalu banyak khawatir apa yang akan kita hadapi. Padahal sesungguhnya Tuhan "sedang mengemudi" buat kita semua. Kadang Ia membawa ke "gang sempit" yang barangkali tidak enak, tetapi itu semua untuk menghindari "kemacetan" di jalan yang lain. Kadang Ia memperlambat "kendaraan-Nya", kadang mempercepat. Semuanya ada maksudnya.

Ada baiknya kalau kita menyerahkan hal-hal yang di luar jangkauan kita kepada-Nya. Biarkan Dia berkarya atas hidup Anda, biarkan Dia mengemudikan hidup Anda, sebaliknya fokuskan hidup Anda kepada hal-hal yang Anda bisa kerjakan di depan mata, dengan berkat kemampuan yang Anda sudah miliki.

Selamat pagi dan selamat bekerja n

Kema(mp)uan

"Untuk berhasil mencapai sesuatu, jangan mempersoalkan kemampuan yang Anda miliki, melainkan periksalah seberapa besar kemauan Anda!"

Seorang ayah sedang duduk beristirahat setelah beberapa saat membimbing anak keduanya yang berusia 14 bulan berlatih berjalan. Di sampingnya duduk kakak perempuan si Kecil yang tak kenal lelah menjadi cheers-leader, agar si Kecil bersemangat.
"Adik payah!" katanya.
"Bukan Adik yang payah ... tapi kita."
"Lho!" sang Kakak protes, "Kan Adik yang nggak bisa-bisa!"
"Iya, kita tidak bisa memberikan semangat bukan?"
"Yah, gimana sih! kan Kakak sudah teriak-teriak?"
"Yang dibutuhkan Adik bukan teriak-teriaknya, sayang."
"Terus, gimana dong. Minum?"
"Kakak harus ingat, kemampuan Adik untuk berjalan memang belum terlatih. Yang harus dibangkitkan terus adalah kemauan Adik, semangatnya agar terus belajar dan mencoba jalan selangkah demi selangkah."
"Kalau begitu kakak di ujung sana sambil pegang mainan Adik ya!"
"Good idea! Yuk kita coba lagi."
"Ha ha ha ... go go go!" teriak si Kakak terus menyemangati si Adik sambil mengacung-acungkan mainan sang Adik.

Ada kemauan maka ada jalan, begitu kata orang bijak. Dan itu benar karena sesungguhnya 'kemauan', 'niat' dan 'tekad' adalah modal dasar dari sebuah keberhasilan.

Kemauan dan niat menimbulkan ketekunan, ketekunan menjadikan kita tahan uji, dan apabila kita tahan uji maka dengan demikian kita sudah memiliki mental sebagai seorang pemenang.

Maka mulailah segala sesuatu dengan tekad yang kuat, jangan merasa bahwa kekuatan atau kelebihan atau segala pengetahuan yang Anda miliki akan membuat Anda berhasil dengan sendirinya. Tidak ada sesuatu yang otomatis dalam diri Anda tanpa kemauan yang kuat.

Selamat pagi dan selamat bekerja n

Siapa

"Dalam situasi mendesak, genting atau dalam tekanan yang tinggi, Anda akan tahu siapa Anda sebenarnya."

Kepanikan terjadi di pesawat Cathay Pacific CX0777 penerbangan Hongkong-Jakarta yang dijadwalkan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pukul 13:05 WIB, tanggal 30 April 2006 lalu. Hanya beberapa menit menjelang pendaratan seorang anak laki-laki usia sekitar 6 tahun --yang entah kenapa bisa masuk ke kamar kecil sendirian, terkunci di dalam! Padahal seluruh kru dan penumpang sedang dalam persiapan pendaratan. Penumpang telah diminta menaikkan sandaran kaki, menegakkan tempat duduk, membuka kaca jendela dan mengenakan sabuk pengaman. Dari ketinggian, landasan sudah terlihat dan pesawat perlahan turun mendekati landas pacu.

Anak laki-laki itu terus berteriak dan menggedor pintu, sementara seorang pramugari berusaha sekuat tenaga untuk membuka pintu dari luar. Tidak berhasil. Terlihat ia semakin panik, terlebih si Anak terus berteriak. Ayah dan Ibu anak itu beranjak dari tempat duduk mereka dan bergantian berusaha menenangkan si buah hati. Untuk sementara berhasil. Sebaliknya si Pramugari terlihat tegang meskipun secara professional ia berusaha tetap tenang. Jari-jari kecilnya tidak terlalu kuat untuk bisa mencongkel kunci pintu dari luar. Pramugari yang lain sudah duduk di tempatnya masing-masing untuk pendaratan. Saya berpikir, seandainya anak itu tidak berhasil dikeluarkan dari kamar kecil, sesuai prosedur keselamatan penerbangan yang saya tahu, pastilah pilot akan membatalkan pendaratan.

Tetapi sebelum semua itu terjadi, seorang bergegas pramugara datang dari arah depan. Awak pesawat lain barangkali memanggil bantuan. Dengan sebuah alat kecil, kunci berhasil dibuka. Si anak keluar dan berlari ke arah orangtuanya, si pramugari terlihat lega, meskipun belum bisa tersenyum. Sambil mengencangkan sabuk pengaman, saya lihat si pramugari berkali-kali menarik nafas panjang sambil memenepuk-nepuk dada. Sangat lega barangkali. Bayangkan, seandainya kejadian kecil dalam area tanggungjawabnya itu sampai menyebabkan pendaratan dibatalkan, mungkin ia akan ada proses investigasi kenapa sampai ada anak kecil masuk kamar kecil sendirian menjelang pendaratan. Diam-diam saya pun ikut lega.

Dari peristiwa kecil ini saya mempunyai catatan kecil. Memperhatikan sikap orang-orang di sekitar tempat itu yang tidak berbuat apa-apa (selain menyalahkan orangtua si anak, barangkali), pramugari yang terlihat panik meskipun menjalankan tugasnya secara professional, awak pesawat lain yang menghadapi dilema antara datang membantu dengan prosedur yang harus ditaatinya, serta terlebih lagi orangtua si anak yang juga terlihat pucat. Pada akhirnya saya menyimpulkan, kita semua ini manusia biasa. Atribut, topeng-topeng yang kita kenakan akan rontok dengan sendirinya ketika sebuah peristiwa memaksa. Betapa pun gagahnya mereka ketika masuk pesawat, pada akhirnya kegagahan itu luntur ketika sebuah peristiwa kecil tapi mendebarkan terjadi. Bukankah siapa kita sesungguhnya akan terlihat ketika kita dihadapkan kepada situasi yang megancam? Ketok asline, kata orang Jawa.

Selamat pagi dan selamat bekerja g

Tulisan terbaru lightbreakfast juga bisa Anda dapatkan melalui layanan email langsung dengan cara subscribe melalui panel Google Group yang tersedia di bagian bawah halaman ini.
© 2006, 2007 Setya Rahadi. Lightbreakfast, adalah catatan perenungan pribadi dengan pesan-pesan singkat, universal dan konstruktif untuk teman minum kopi di pagi hari. Layaknya fast-food, silahkan menyantapnya di tempat atau mengunduh - take away isi blog ini sesuka Anda. Cantumkan sumber apabila Anda mengutip dan mengirimkan ke pihak lain. Kisah-kisah yang dituliskan dalam lighbreakfast diilhami oleh penggalan kisah nyata sehari-hari, dengan penyesuaian seperlunya. Kadang nama tempat atau nama orang ditulis apa adanya, tetapi dalam banyak hal, untuk kepentingan privacy, nama tempat atau nama orang tidak disebutkan secara gamblang. Nama samaran banyak dipakai demi enaknya cerita. Mohon maaf untuk kesamaan tokoh, tempat dan cerita yang mungkin terjadi.