Google Groups Untuk berlangganan 'lightbreakfast', silahkan masukkan alamat email Anda dan klik tombol 'Berlangganan' sekarang!
Email:
Browse Archives at groups.google.com

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kasut

"Kemana Anda melangkah tidak ditentukan oleh alas kaki (kasut) yang Anda kenakan!"

Sudah menjadi nasib Sandal Jepit. Sering ditolak menjadi alas kaki resmi, karena diangap tidak berkelas. Nggak percaya? cobalah masuk department store, mall, atau restoran tertentu dengan hanya mengenakan alas kaki yang namanya sandal jepit ini! Bakalan dihadang satpam sebelum Anda sempat masuk. Seorang Taufik Hidayat juga nggak bakalan menggunakan sandal jepit ketika bertanding di kejuaraan bulu tangkis. Apalagi tim sepakbola Liverpool!

Sampai saat ini memang sandal jepit dianggap sebagai alas kaki paling remeh. Setidaknya, di antara ribuan alas kaki dan sepatu koleksi Imelda Marcos, sandal jepit saya yakin tidak termasuk di dalamnya. Lagi pula sandal jepit ini kan tidak memenuhi standar EHSS - Environment, Health, Safety & Security (Environment: sandal jepit terlalu terbuka, sehingga menyebabkan bau kaki pemakai menjadi sumber polusi; Health: pemakai bisa masuk angin dan tertusuk benda tajam; Safety: sandal jepit tidak cocok buat atletik atau panjat tebing; Security: sandal jepit bukan alas kaki yang cocok untuk satpam, ribet kan kalau harus ngejar maling pakai sandal jepit).

Tetapi Anda jangan menggunakan alas kaki sebagai standard penilain terhadap seseorang. Saya mengenal seorang Kiai dengan "sandal jepit" bebas masuk-keluar Istana Negara, dan malah ia sangat dihormati dan disegani orang, termasuk petinggi-petinggi negara di republik ini Bandingkan dengan seorang businessman sukses yang berhasil masuk ke dunia politik dan pernah menjadi salah seorang menteri, tetapi kemudian menggunakan alas kaki berharga puluhan juta rupiahnya ke tika digelandang masuk tahanan kejaksaan untuk kasus korupsi!

Jangan heran juga kalau Anda ke Myanmar, sandal jepit dan sarung menjadi pakaian kerja sehari-hari (kecuali dari kalangan militer). Dan Anda tidak bisa menilai mereka "tidak lazim" hanya karena sandal yang mereka kenakan sehari-hari.

Ketika dunia ini mempunyai standard dan norma bikinan mengenai apa yang baik dan tidak baik untuk dipakai di kaki, seharusnya kita tetap mempunyai keyakinan bahwa langkah-langkah kita tidak lah ditentukan oleh alas kaki yang kita kenakan, tetapi jutru oleh akal-budi-pikiran yang letaknya jauh dari kaki serta tidak tampak di mata.

Jangan mempertaruhkan nilai Anda s ebagai manusia utuh hanya kepada alas kaki atau pakaian yang kita kenakan.

Selamat pagi dan selamat bekerja n

Tulisan terbaru lightbreakfast juga bisa Anda dapatkan melalui layanan email langsung dengan cara subscribe melalui panel Google Group yang tersedia di bagian bawah halaman ini.
© 2006, 2007 Setya Rahadi. Lightbreakfast, adalah catatan perenungan pribadi dengan pesan-pesan singkat, universal dan konstruktif untuk teman minum kopi di pagi hari. Layaknya fast-food, silahkan menyantapnya di tempat atau mengunduh - take away isi blog ini sesuka Anda. Cantumkan sumber apabila Anda mengutip dan mengirimkan ke pihak lain. Kisah-kisah yang dituliskan dalam lighbreakfast diilhami oleh penggalan kisah nyata sehari-hari, dengan penyesuaian seperlunya. Kadang nama tempat atau nama orang ditulis apa adanya, tetapi dalam banyak hal, untuk kepentingan privacy, nama tempat atau nama orang tidak disebutkan secara gamblang. Nama samaran banyak dipakai demi enaknya cerita. Mohon maaf untuk kesamaan tokoh, tempat dan cerita yang mungkin terjadi.