Seorang teman senewen ketika dalam satu hari ia menerima 5 email sekaligus dari pengirim yang berbeda, tetapi dengan subject sama-sama menggunakan kata sakti: "URGENT - ACTION REQUIRED". Yang membuat kesal adalah, semua permintaan itu tidak lah penting. Tiga email meminta klarifikasi sesuatu, satu meminta approval dan satu lagi merupakan permintaan pre-class assesment (360 degree feedback) dari rekannya yang hendak mengikuti training. Sementara ia sendiri punya jadwal padat dengan beberapa customer hari itu.
"Heran, kok semua bisa bilang urgent. Kalau nggak dikerjakan bisa dibilang menghambat pekerjaan banyak orang, kalau dikerjakan urusan yang lebih penting, ketemu customer, bisa ketunda!" teman saya ngedumel.
Dalam pekerjaan sehari-hari, kita akan selalu dihadapkan pada masalah konflik antara pekerjaan yang sifatnya urgent - mendesak, dengan pe kerjaan lain yang penting sifatnya. Kebanyakan kita akan justru lebih mengutamakan pekerjaan yang urgent karena mendesak untuk dilakukan, meski tidak begitu penting. Misalnya, kita memilih kerja lembur di kantor di hari Sabtu daripada antar jemput anak sekolah. Pekerjaan kantor memang mendesak dilakukan, tetapi mengantar dan menjemput anak ke sekolah adalah sesuatu yang penting dilakukan, apalagi di hari-hari biasa kita jarang ketemu dan bersama-sama dengan mereka.
Bagaimana dengan hal yang "urgent" sekaligus "penting"? Bahasa Indonesia mempunyai istilah "genting" (bisa dicek di sejarah bahasa, apakah kata GENTING berasal dari gabungan kata "urGENT" dan "pentING") yang berarti memang penting untuk segera dilakukan sesuatu karena sifatnya gawat, darurat, a tau "keadaan memaksa". Apabila situasi ini yang sering terjadi pada kehidupan kita, maka keadaan Anda benar-benar tidak sehat. Kenapa? Keadaan genting tidak memungkinkan kita memilah-milah lagi apakah ini urgent atau penting. Keadaan genting menuntut kita untuk segera melakukan sesuatu tanpa kesempatan untuk berpikir yang cukup.
Untuk menjadi manusia yang efektif --menurut 7 habits-- kita harus senantiasa fokus kepada hal-hal yang penting, bukan menjadi "pemadam kebakaran" hal-hal yang mendesak (urgent). Mari kita periksa diri kita sendiri. Kalau Anda selama ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan hal-hal yang mendesak, Anda harus segera keluar dari situasi itu dan m encoba fokus kepada hal-hal penting lainnya. "Sibuk! Nggak ada waktu buat olahraga!", "Nggak sempat baca koran!" adalah ungkapan khas orang-orang yang sudah terjebak dalam pola urgent-minded. Begitu banyak hal mendesak yang harus dilakukan, padahal olahraga dan baca korang adalah hal yang penting untuk dilakukan! Fokuslah kepada hal-hal yang penting tanpa harus terjebak menjadikannya sebagai sebuah kepentingan semata. Sesuatu yang penting menjadi tidak penting kalau sudah menjadi sebuah kepentingan. Sesuatu yang penting itu adalah sebuah kebutuhan dan keperluan, bukan semata-mata kepentingan. Kebutuhan dan keperluan itu jelas, tetapi kepentingan itu tergantung siapa yang memilikinya serta untuk apa kepentingan itu dilakukan.
Selamat pagi dan selamat bekerja n