Ada cerita menarik tentang seorang pedagang mie baso di sebuah kantin Sekolah Menengah Umum (SMU). Umurnya, 40 -an, berkeluarga dengan 2 anak.
Setelah tak berjumpa sekian tahun, seorang alumnus berkesempatan untuk mengunjunginya di kantin sekolah yang ternyata tidak banyak berubah. Ia menyempatkan diri mampir ke kantin karena mempunyai kenangan khusus kepada Pak Atmo, pedagang mie baso itu. Betapa ia sangat sabar dan penuh semangat melayani anak-anak SMU yang notabene bandel-bandel itu. Sekitar satu jam alumnus itu ngobrol kesana kemari dan bernostalgia.
"Yah, Bapak mah sudah hapal dengan tingkah kalian!" katanya ketika percakapan sampai ke suka-duka menghadapi anak-anak yang bandel, "Ambil baso 5 bilangnya 3 sering terjadi, yang nggak bayar juga banyak ... tapi ya syukur alhamdulilah, saya ng gak pernah tekor, bisa tetap ngebul dapur Bapak!"
Memang, jaman sang alumnus itu sekolah di situ, Pak Atmo ini terkenal sangat baik, sabar, sehingga banyak anak-anak yang justru memanfaatkannya. Ketika ditanya kenapa nggak takut rugi, "Mereka itu kan seperti anak-anak saya ... Kalau lapar yang silahkan makan, ndak apa-apa. Nggak tega saya."
"Lho tapi ada yang ngemplang!"
"Bapak percaya mereka bohong atau nggak bayar bukan karena kehendaknya sendiri, lebih karena keadaan. Kalau Bapak marah-marah, mereka malah nggak ke sini lagi, Bapak nggak bisa nasehatin mereka. Kalau soal rejeki Bapak mah udah ada yang atur!" katanya bijak, sambil tetap memancarkan sinar mata penuh semangat.
"Buktinya, anak-anak saya pada bisa lulus perguruan tinggi juga karena bekas murid di sini yang dulu suka ngemplang."
"Oh ya?"
"Mereka dibiayai oleh Raymond ... Ia sukses sekarang dan katanya berterimakasih untuk nasehat-nasehat yang Bapak berikan dulu. Begitulah, saya memang berprinsip sebisa mungkin baik terhadap semua orang."
Dalam perjalanan pulang, alumnus itu merenungkan kembali kisah Pak Atmo. Pedagang mie baso yang bisa mengantarkan kedua anaknya lulus perguruan tinggi. Bukan karena usaha mie basonya, tetapi karena kebaikan dan hubungan baik yang ia pelihara, bahkan dengan mereka yang suka menjahilinya. Sebuah "investasi" konsiten yang telah menghasilkan buah luar biasa! Maka, investasikanlah hubungan baik Anda mulai hari ini ...
Selamat pagi dan selamat bekerja n