Google Groups Untuk berlangganan 'lightbreakfast', silahkan masukkan alamat email Anda dan klik tombol 'Berlangganan' sekarang!
Email:
Browse Archives at groups.google.com

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Toleransi

"Toleran bukan perarti cuek bebek."

Di sebuah counter telor supermarket, saya mendengar percakapan menarik antara seorang anak --sekitar 7 tahun dengan ibunya. Rupanya anak itu tertarik dengan beberapa bungkus telor rusak (retak-retak dan berlubang) yang tetap diberi label diskon, dengan harga jauh lebih murah dari harga standar.
"Ini masih dijual Ma?"
"Iya."
"Kok?" anak itu heran, "Siapa yang mau beli telor rusak begini?!"
"Adalah .." jawab sang Mama sambil tetap memilih-milih telor dan memasukkannya ke dalam kantung plastik.
"Bukannya kuman bisa masuk?"
Sang ibu tidak menjawab. Sang Anak tetap terbengong-bengong.

Saya sebenarnya terusik dan tergerak untuk bisa bercakap-cakap dengannya soal telor rusak itu. Tapi saya menahan diri. Anak itu barangkali masih terlalu muda untuk memahami bahwa di negeri ini, tingkat toleransi sedemikian tinggi, sehingga kadang kebablasen. Telur rusak yang seharusnya dibuang --sesuai standar kualitas produk makanan-- masih juga dibungkus manis dan dijual! Tidak apa-apa kok, isinya masih bagus, cuma kulitnya aja yang retak-retak, begitu barangkali manajer supermarket itu berkilah.

Mentalitas toleransi negatif seperti ini yang sayangnya justru bertumbuh subur di negeri ini. Terlebih kata-kata "Sayang kan, masih bisa dimanfaatkan oleh mereka yang membutuhkanya ... " justru memberikan konformitas yang manjur. Beda antara toleransi negatif atau sikap permisive dengan spirit untuk "membantu" mereka yang membutuhkan menjadi kabur. Bukankah produk keramik reject (cacat produksi) juga masih dijual dengan istilah KW2? Bukankan produk garmen yang sama juga dijual dengan label keren "sisa export"? Dalam hal dua kasus ini, kita tidak melihat dengan jelas, apakah original spirit dari si pengusaha adalah: (1) untuk membantu masyarakat menengah ke bawah; atau (2) justru merupakan bussiness opportunity bagi pengusahanya untuk menekan kerugian. Sayangnya masyarakat juga sudah terlanjur menerima situasi-situasi semacam ini. Karena butuh atau memang perwujudan toleransi cuek bebek?

Bersikap toleran atas sesuatu yang baik itu harus. Toleran terhadap hal yang negaitf, jangan. Toleran bukan berarti permisive. Mentalitas permisif sedikit demi sedikit akan menghancurkan kita bersama.

Selamat pagi, selamat bekerja and have a nice weekend n

Tulisan terbaru lightbreakfast juga bisa Anda dapatkan melalui layanan email langsung dengan cara subscribe melalui panel Google Group yang tersedia di bagian bawah halaman ini.
© 2006, 2007 Setya Rahadi. Lightbreakfast, adalah catatan perenungan pribadi dengan pesan-pesan singkat, universal dan konstruktif untuk teman minum kopi di pagi hari. Layaknya fast-food, silahkan menyantapnya di tempat atau mengunduh - take away isi blog ini sesuka Anda. Cantumkan sumber apabila Anda mengutip dan mengirimkan ke pihak lain. Kisah-kisah yang dituliskan dalam lighbreakfast diilhami oleh penggalan kisah nyata sehari-hari, dengan penyesuaian seperlunya. Kadang nama tempat atau nama orang ditulis apa adanya, tetapi dalam banyak hal, untuk kepentingan privacy, nama tempat atau nama orang tidak disebutkan secara gamblang. Nama samaran banyak dipakai demi enaknya cerita. Mohon maaf untuk kesamaan tokoh, tempat dan cerita yang mungkin terjadi.